Sabtu, 06 September 2014

Desa Wisata Wirun, Berkilau di Mata Asing


Berwisata tidak hanya dapat dinikmati dengan mencari keindahan alam atau bangunan bersejarah. Sejak lama ritual wisata yang tak kalah menyenangkan adalah berkeliling untuk mencari, melihat, dan berinteraksi dengan warga lokal di tengah lingkungan mereka menjalankan aktifitas sehari-hari. Eksotisme itulah yang justru tidak tersaji dan tidak ditemui di dalam resort mewah, hotel berbintang, atau pusat perbelanjaan, tetapi justru tersaji apa adanya selama puluhan tahun di dalam perkampungan di pedesaan.


Terletak tidak jauh dari pusat Kota Solo sebuah desa wisata yang kaya dengan potensi industri rumah tangga menjadi destinasi wisata turis asing yang tengah berwisata ke Kota Solo. Kawasan yang dikenal dengan nama Desa Wisata Wirun itu tepatnya berada di sebelah timur atau di perbatasan antara Solo dengan Kabupaten Sukoharjo dan terletak di pinggir jalan alternatif Solo – Bekonang – Tawangmangu.

Desa Wirun masuk dalam kawasan administratif Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo, yang hanya berjarak 15 menit dari pusat Kota Solo jika ditempuh dengan menggunakan kendaraan bermotor. Potensi wisata yang ditawarkan satu-satunya desa wisata terdekat dari Kota Solo ini memang berbeda dengan wisata kampung di Kota Solo (berkeliling di kawasan kampung batik Laweyan dan Kauman atau kampung di dalam tembok Keraton Surakarta atau Baluwarti).

Selama puluhan tahun warga Desa Wirun secara mandiri membangun kantong-kantong industri kerajinan rumah tangga seperti kerajinan gamelan atau genting. Begitu juga wilayah di sekitar desa yang kaya dengan industri kerajinan hingga akhirnya menjadi satu paket kawasan wisata industri kreatif yang kaya. Industri-industri kerajinan rumah tangga inilah yang kemudian menjadi daya tarik bagi wisatawan asing.

Desa Wirun juga berada di tengah kawasan sabuk hijau pertanian padi, sehingga kawasan ini masih asri dengan pemandangan desa meskipun berada tidak jauh dari kota. Dan tawaran paling menarik bagi wisatawan asing adalah menjelajahi kawasan itu dengan mengayuh sepeda. Membelah perkampungan dan persawahan dan bertatap muka dan bertegur sapa secara langsung dengan penduduk lokal.


Wisata Kreatif Industri Kerajinan Rumah Tangga


Desa Wirun telah lama dikenal sebagai kawasan industri kerajinan. Industri gamelan Desa Wirun  adalah yang paling terkenal dan telah ada sejak tahun 1950-an. Kantong industri kerajinan alat musik tradisional Jawa itu berada di kawasan Dusun Wirun, Desa Wirun. Puluhan pengrajin gamelan tersebar di dalam perkampungan dan dapat dengan mudah ditemui dari pagi hingga sore hari.

Pemandangan utama dari dalam kawasan ini berada di dalam bengkel-bengkel pembuatan gamelan. Bengkel yang juga dilengkapi dengan tungku pembakaran dan peralatan tempa seolah menjadi panggung pertunjukan yang menakjubkan. Percikan bara api dan jilatan api dari tungku pengolahan gong adalah pertunjukan utama yang tak gampang untuk ditinggalkan.

Di sebelah timur kawasan industri gamelan kantong industri kerajinan genting tanah liat dapat ditemui di Dusun Mertan atau juga Dusun Godekan. Ratusan kepala keluarga di kawasan ini adalah para pengrajin genting. Tungku pembakaran genting dan genting yang dijemur menjadi pemandangan umum di sepanjang jalan perkampungan saat menyusuri dua dusun tadi.
 


Di waktu-waktu tertentu, saat pengrajin membakar genting, di kanan kiri dan sepanjang jalan kampung pelancong dapat menyaksikan seluruh tungku menyala dan asap mengepul dari masing-masing rumah. Pemandangan yang hanya dapat ditemukan di kawasan ini saja.

Beralih ke selatan Dusun Mertan, kawasan Sentra Industri Alkohol Bekonang  juga menjadi daya tarik utama selain gamelan. Meskipun kawasan itu berada dalam wilayah administratif desa lain, Desa Bekonang, tetapi karena faktor lokasi yang berdekatan lokasi ini seakan menjadi kawasan pendukung paket wisata Desa Wirun.


Selain lokasi industri alkohol rumah tangga Bekonang, terdapat juga beberapa kawasan pendukung lain yang masih berada dalam satu rute yang biasa dipilih oleh pemandu wisata. Adalah perahu penyeberangan atau gethek Bengawan Solo dan kawasan sentra industri karak Gadingan serta industri kain pantai yang tersebar di pinggiran Sungai Bengawan Solo.


Warga lokal dan pemilik usaha industri di kawasan ini sudah cukup berpengalaman dengan para tamu luar negeri yang berkunjung. Mereka bahkan sangat terbuka dengan kunjungan “dadakan” dari wisatawan asing ke lokasi usaha mereka. Hanya dengan meminta ijin dari pemilik usaha, mereka biasa mempersilahkan wisatawan untuk berkeliling di lokasi usaha mereka.

Salah satunya adalah Muhammad Sahli pengrajin dan pemilik dari salah satu usaha pembuatan alat musik gamelan di Wirun. “Wah sudah jutaan turis asing yang datang ke sini. Kalo wisatawan lokal malah nol. Ga ada,” candanya. Dan jawaban yang sama biasa didengar saat menanyakan pertanyaan yang sama pada tiap pengrajin di kawasan desa wisata ini.
Wah sudah jutaan turis asing yang datang ke sini. Kalo wisatawan lokal malah nol. Ga ada.”
Muhammad Sahli. Pengrajin dan pemilik usaha pembuatan gamelan di Desa Wirun.

Selain wisata kreatif industri kerajinan, kawasan Desa Wirun juga menawarkan kenikmatan suguhan kuliner di malam hari. Suguhan inilah yang justru digandrungi wisatawan lokal. Kuliner Mie Jawa Desa Wirun. Pada malam hari, di sepanjang jalan Solo – Bekonang dengan mudah warung-warung mie jawa yang terkenal dengan mie godog atau rebusnya itu dapat ditemui.



Mudah Ditempuh
Label Desa Wisata Wirun memang sudah tersemat sejak lama, meskipun pada kenyataannya kunjungan wisata yang ditawarkan selalu menyertakan kawasan lain seperti Bekonang dan Gadingan. Meskipun berdiri dalam wilayah administratif yang berbeda lokasi seluruh kawasan tadi dapat dikatakan saling bersebelahan. Karena itu kawasan tersebut sangat mudah ditempuh dengan satu rute perjalanan dan sering kali pemandu wisata menawarkan petualangan dengan bersepeda menelusuri rute tersebut.

Perjalanan yang biasa dimulai pagi hari biasa akan selesai pada sore hari. Rute yang biasa ditempuh adalah merasakan sensasi menyeberangi sungai terpanjang di Jawa, Bengawan Solo, dengan perahu dari Ngepung kemudian menelusuri kawasan industri karak Gadingan. Tujuan selanjutnya adalah kawasan industri genting dilanjutkan ke kawasan industri gamelan kemudian mengunjungi kawasan industri alkohol.

Rute perjalanan dari kawasan satu ke kawasan lain juga menjadi bagian menarik dari perjalanan wisata. Persawahan, sungai, danau, dan lanskap biasa dimanfaatkan pemandu wisata untuk mengisi “pertunjukan” selama mengayuh sepeda saat beranjak dari satu kawasan ke kawasan lainnya di kawasan Desa Wisata Wirun .


 
 


Sumber:
sukoharjokab.go.id/wisata-industri/





Tidak ada komentar:

Posting Komentar